Apa itu Kebangunan Rohani?

 By Yahaziel Pether

Apa yang ada di benak kita ketika mendengar kalimat kebangunan rohani?

Mungkin sebagian dari kita akan menjawab bahwa kebangunan rohani adalah sebuah kegiatan atau ibadah yang besar dan luar biasa yang membuat banyak orang mengalami mujizat dan bertobat.

Ya, kita dibesarkan di tengah-tengah generasi yang menganggap kebangunan rohani sebagai sesuatu yang luar biasa yang jarang terjadi. Kita memahami kebangunan rohani hanya sebatas sebuah event atau kegiatan yang menghadirkan pendeta-pendeta besar penuh urapan yang memiliki kuasa supranatural.

Tetapi, jika kita berkaca pada Yesus dan murid-murid-Nya, serta para rasul dan jemaat mula-mula, maka kita akan menemukan fakta bahwa kebangunan rohani bukanlah sebuah hal yang asing, kebangunan rohani adalah hal yang normal!

Jika hari ini kita menganggap kebangunan rohani hanya sebatas event atau kegiatan tertentu (misalnya KKR dsbgnya), maka kita sedang menurunkan standar kebangunan  rohan itu sendiri.

Mari kita baca Kisah Para Rasul 2:41-47, di sana kita akan menemukan bahwa kebangunan rohani adalah gaya hidup yang dihidupi setiap hari.

2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa
2:43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Jelas bahwa kebangunan rohani adalah gaya hidup yang dilakukan setiap hari, bukan hanya sekedar event atau kegiatan terjadwal yang hanya dilakukan pada saat-saat tertentu.

Saya mengutip apa yang dikatakan penulis Graham Cooke, “kebangunan rohani bukanlah tentang membuat orang-orang diselamatkan, kebangunan rohani adalah tentang gereja kembali kepada tujuan semulanya di hadapan Allah.”

Selama ini fokus kita tentang kebangunan rohani adalah membuat sebuah kegiatan atau ibadah yang besar yang dilayani oleh pendeta-pendeta terkenal, sehingga orang-orang yang datang bisa sembuh, bertobat dan masuk sorga. Tentu ini merupakan tujuan yang baik. Tapi seringkali kita lupa kepada hal-hal yang seharusnya menjadi prioritas kita. Fokus utama kita seharusnya adalah kembali kepada tujuan gereja yang semula, yaitu menjadi representatif Allah yang menyatakan kerajaan Allah di muka bumi ini melalui gaya hidup yang serupa dan segambar dengan Allah.

Jika kita menyadari hal ini, maka kebangunan rohani tidak lagi menjadi sebuah hal yang jarang dan asing, melainkan menjadi sebuah gaya hidup yang dihidupi dan dirasakan setiap hari. Orang-orang tidak lagi harus menunggu pendeta-pendeta besar datang mengadakan KKR di kotanya untuk mereka dapat merasakan kuasa dan kehadiran Tuhan. Ketika gereja kembali pada tujuannya yang semula, di situlah kebangunan rohani yang menghasilkan keselamatan dan pertobatan terjadi.

Dari jemaat mula-mula kita belajar bahwa mereka tidak membutuhkan event atau kegiatan tertentu untuk membuat sebuah kebangunan rohani. Mereka hanya fokus menghidupi tujuan dan panggilan Tuhan dalam hidup mereka sebagai gereja yang adalah representatif Allah di muka bumi. Mereka bertekun dalam pengajaran dan persekutuan, mereka berdoa dan makan bersama, saling berbagi, mendoakan orang-orang dan mengadakan mujizat, bertekun dan bersama-sama memuji Allah. Dan hal ini mereka lakukan setiap hari, menjadi sebuah gaya hidup. Inilah implementasi dari tujuan awal gereja. Melalui kehadiran gereja (jemaat), orang-orang dapat merasakan kehadiran Tuhan. Ketika orang-orang melihat jemaat, mereka melihat Tuhan.

Jangan turunkan standar kebangunan rohani menjadi sesuatu yang terbatas, sebab kebangunan rohani adalah hal yang normal. Itu adalah gaya hidup yang normal. Murid-murid dan jemaat mula-mula melakukan itu setiap hari, demikian pula seharusnya kita.

Tidak ada yang salah dari event atau kegiatan yang bertujuan untuk membangun dan menguatkan jemaat. Yang menjadi masalah adalah ketika kita menempatkan event atau kegiatan-kegiatan itu satu tingkat di atas gaya hidup keserupaan yang seharusnya kita hidupi setiap hari dan menjadi prioritas utama kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemulihan yang diawali dengan Kepekaan

KETERLIBATAN

Relationship with Our Heavenly Father