TUHAN DAN SECANGKIR KOPI


Bagaimana cara kamu melihat Allah? Apakah kamu melihat Dia sebagai pribadi yang otoriter dan kaku? Apakah kamu melihat Dia sebagai pribadi yang penuh dengan aturan dan hanya bisa ditemui dengan cara-cara tertentu pada waktu tertentu dan hanya di tempat-tempat tertentu? Jika iya, maka kamu melewatkan bagian terpenting dari sebuah hubungan yang intim dengan Allah. 

Allah kita adalah Allah yang kudus. Tapi merupakan sebuah kesalahan jika memandang Dia sebagai pribadi yang diktator dan kejam yang tidak punya belas kasihan. Sebab Dia adalah Allah, Bapa kita yang lebih mwenghendaki belas kasihan dibandingkan atwuran-aturan agamawi yang sering dijadikan sebagai rutinitas saja. Matius 12:7b (BIMK)  Di dalam Alkitab tertulis: Belas kasihanlah yang Kukehendaki, bukan kurban binatang. 

Dia adalah Bapa yang lebih mengedepankan sebuah hubungan yang intim, karena melalui hubungan yang intim itulah kita bisa lebih memahami dan menghargai hukum dan perintah-Nya. 

Efesus 1:5 (BIMK)  maka Ia  sudah menentukan terlebih dahulu bahwa melalui Yesus Kristus, Ia akan mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya sendiri. Dan memang itulah yang ingin dilakukan-Nya. 

Ayat di atas dengan jelas mengungkapkan bahwa kita adalah anak-anak Allah, maka Allah adalah Bapa kita. 

Itu berarti Allah bukanlah pribadi yang jauh dan sulit untuk dijangkau. Ia adalah Bapa kita yang bisa kita temui. Kita bahkan bisa berbicara dengan-Nya dari hati ke hati. 

Matius 6:7-8 (BIMK)  Kalau kalian berdoa, janganlah bertele-tele seperti orang-orang yang tak mengenal Tuhan. Mereka menyangka bahwa permintaan mereka akan didengar sebab doa mereka yang panjang itu. 
Jangan seperti mereka. Bapamu sudah tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian memintanya. 

Dia adalah Allah, Bapa kita yang dekat dengan kita. Kita bisa terhubung dengan-Nya melalui cara yang sangat sederhana, bukan dengan cara yang ribet dan bertele-tele seperti orang yang tidak mengenal Bapa. 

Sekarang bayangkan suatu waktu kita ingin berbicara dengan orang tua kita. Apakah kita akan berbicara secara bertele-tele? Biasanya, sebelum kita selesai berbicara, orang tua kita sudah tahu maksud dan pikiran kita, karena mereka mengenal kita dan kita mengenal mereka. Kita tentu tidak harus melakukan tata cara atau ritual tertentu untuk terhubung dengan orang tua kita. Yang kita perlu lakukan hanyalah berbicara! Sesederhana itu. 

Lalu bayangkan jika kita ingin bertemu dengan orang tua kita, apakah kita hanya bisa bertemu dengan mereka di tempat-tempat atau gedung tertentu? 

Firman Tuhan katakan bahwa kita adalah Bait Allah, dan Allah tinggal di dalam kita, dan kita di dalam Dia. Itu artinya kita bisa terhubung dengan Dia kapan saja dan di mana saja tergantung dari sikap hati kita. 

Dari pengertian-pengertian di atas kita bisa menyimpulkan bahwa Dia adalah Allah yang dekat dengan kita. Dia adalah Bapa yang merindukan sebuah hubungan yang intim dengan anak-anak-Nya. 

Btw, berbicara tentang hubungan, sesekali tidak ada salahnya mengajak ayah kita untuk duduk bareng, ngopi berdua dan berbicara dari hati ke hati. Kadang, melalui waktu seperti inilah, yaitu ketika kita duduk berdua dan ngobrol santai dengan ayah kita maka kita akan semakin mengenal pribadi ayah kita dan mengetahui isi hati serta kehendaknya. 

Ingat, Allah adalah Bapa kita. Tidak ada salahnya mengambil waktu santai untuk menikmati segelas kopi sambil merenungkan firman-Nya. Tidak ada salahnya mengambil waktu santai untuk merilekskan pikiran kita supaya pikiran kita bisa diisi oleh isi hati dan kehendak Bapa. 

Ingat, Dia bukanlah Tuhan yang jauh dan ribet. Dia adalah Bapa kita yang menginginkan sebuah hubungan yang intim. Temui  Dia dengan cara yang sederhana dan sikap hati yang benar, sama seperti seorang anak yang sangat rindu untuk menghabiskan waktu berdua ngobrol santai dengan ayahnya. 

Sekarang, milikilah waktu yang berharga itu. Sesederhana menikmati secangkir kopi dengan pikiran yang rileks dan hati yang tertuju pada Bapa, maka kamu akan mengetahui rahasia-rahasia Bapa yang selama ini tersembunyi karena hubungan yang kaku yang kita ciptakanciptakan sehari-hari. 

Tuhan Allah kita, adalah Bapa yang dekat dengan kita. Dia ada bersama dengan kita, dan Dia mau terlibat dalam sebuah hubungan yang intim dengan kita. 

God bless us. 

By Yahaziel Laurens Pether Pasuhuk





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemulihan yang diawali dengan Kepekaan

KETERLIBATAN

Relationship with Our Heavenly Father