TUJUAN KESELAMATAN dan PEMBEBASAN MANUSIA DARI DOSA
TUJUAN KESELAMATAN dan PEMBEBASAN MANUSIA DARI
DOSA.
Dalam bahasa Yunani, kita mengenal kata Hamartia sebagai akar kata dari dosa.
Hamartia memiliki arti: melenceng, tidak tepat sasaran, atau tidak sesuai target.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa dosa memiliki arti yaitu
bahwa manusia melenceng dari tujuan awal mengapa Ia diciptakan.
Sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah apa tujuan
manusia diciptakan?
Jika kita baca dalam kitab Kejadian 1:26, kita akan
menemukan bahwa tujuan manusia diciptakan adalah supaya manusia berkuasa/memerintah atas bumi di dalam keserupaan dan
kesegambaran dengan Allah.
Serupa dan segambar dengan Allah berarti bahwa Allah memberikan kepada manusia kuasa
dan otoritas Ilahi untuk menjalankan pemerintahan Allah di atas bumi.
Serupa dan segambar dengan Allah juga berarti adanya
persekutuan yang kudus antara Allah dan manusia, sehingga manusia bisa
memerintah bersama-sama dengan Allah di bumi seperti di sorga.
Hal itu dibuktikan ketika Allah memberikan mandat kepada
Adam untuk memberi nama kepada binatang-binatang yang ada di bumi. Selanjutnya
ketika Allah menciptakan Hawa sebagai penolong yang setia bagi Adam, Allah
memberikan mandat kepada mereka untuk beranak cucu dan bertambah banyak, serta
penuhilah bumi dengan keturunan-keturunan Ilahi yang serupa dan segambar dengan
Allah supaya seluruh bumi dipenuhi oleh kemuliaan Allah. Tak hanya sampai di
situ, Allah juga memberikan mandat agar manusia merawat dan mengelola bumi dan
segala isinya.
Semua hal di atas menjelaskan bahwa tujuan awal manusia
diciptakan adalah untuk menyatakan
kerajaan Allah di muka bumi, oleh karena itu manusia diciptakan serupa
dan segambar dengan Allah supaya manusia memiliki kuasa dan otoritas ilahi
untuk menjalankan mandat dari Allah.
Sebagai mahluk ciptaan yang diberikan tujuan oleh Allah,
tentu saja manusia harus tunduk dan
taat pada otoritas Allah sebagai Pemimpin tertinggi dan satu-satunya yang
berkuasa atas alam semesta. Melanggar perintah berarti bahwa manusia
menolak otoritas Allah, dan menolak otoritas Allah berarti manusia menolak
seluruh tujuan dan kuasa serta otoritas Ilahi yang diberikan Allah pada
manusia.
Dan benar saja, di dalam Kejadian 3, manusia justru
menunjukkan pemberontakan kepada Allah ketika manusia melanggar perintah dari
Allah sebagai Pemimpin dan otoritas tertinggi. Dengan demikian, berarti manusia
telah melenceng dari tujuan awal penciptaan.
Manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah
supaya manusia bisa melakukan kehendak Allah untuk menyatakan pemerintahan dan
kedaulatan serta kuasa Allah di muka bumi. Namun pelanggaran serta
ketidaktaatan manusia merusak gambar diri itu, sehingga manusia pun kehilangan
kuasa serta otoritas ilahi untuk memerintah dan menyatakan kuasa Allah di atas
bumi.
Karena ketika manusia pertama mengabaikan perintah Allah
dan justru lebih mendengarkan perintah ular, itu artinya secara tidak langsung manusia memposisikan diri di luar pimpinan Allah,
dan beralih kepada pimpinan kuasa kegelapan.
Roma 3:23 mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa
dan kehilangan kemuliaan Allah. Itu berarti ketika manusia melakukan dosa, maka
manusia kehilangan kemuliaan Allah.
Kehilangan
kemuliaan Allah berarti manusia tidak lagi dapat mencapai tujuannya untuk
menyatakan kerajaan Allah yang penuh dengan kemuliaan dan kuasa. Mengapa? Sederhana,
karena dosa membuat kemuliaan itu hilang serta gambar diri Allah dalam diri
manusia menjadi hancur, sehingga manusia kehilangan kuasa dan otoritas Ilahi
untuk melaksanakan tujuan Allah dalam hidup manusia.
Sekarang kita masuk pada bagian selanjutnya, yaitu misi
Yesus untuk membebaskan manusia dari dosa.
Perhatikan kata ini, membebaskan manusia dari dosa.
Membebaskan manusia dari dosa berarti bahwa Yesus membebaskan manusia dari tujuan
yang salah, untuk kemudian manusia dikembalikan pada posisi yang benar.
Jika sebelumnya manusia jatuh dalam dosa dan kehilangan
kemuliaan Allah, maka karena pengorbanan Yesus, maka manusia dikembalikan pada
tujuan yang semula serta gambar diri Allah dalam diri manusia dipulihkan supaya
manusia kembali memiliki otoritas Ilahi untuk menyelesaikan tujuannya.
Jadi, tujuan utama Yesus
menyelamatkan manusia dan membebaskan manusia dari dosa adalah untuk
mengembalikan manusia pada posisi semula sebagaimana manusia diciptakan serupa
dan segambar dengan Allah supaya manusia berkuasa/memerintah atas bumi dan
dapat melakukan mandat Allah untuk kemudian menyatakan kerajaan Allah dan
kemuliaan serta kuasa Allah di atas bumi.
Dalam buku Kingdom Theology (halaman 31) yang ditulis oleh Ps. Jonathan Pattiasina dan Ps. Heintje
B. Kobstan, di sana dituliskan bahwa tujuan
keselamatan adalah mendefinisikan tujuan manusia sebagai ciptaan Allah dalam
Kejadian 1:26-28. Yesus datang untuk mengembalikan tujuan itu kepada manusia,
yakni untuk berkuasa dan menjadi perwakilan (representative) Allah di muka bumi
ini.
Jadi jelas bahwa tujuan kita diselamatkan dan
dimerdekakan dari dosa adalah supaya kita dapat menyatakan kerajaan Allah
melalui kuasa dan otoritas Allah yang diberikan kepada kita.
Itulah sebabnya dalam Matius 28:18-20 kita akan menemukan
bagaimana Yesus memberikan amanat agung untuk dikerjakan oleh murid-murid-Nya.
Dan amanat di dalam amanat agung ini, murid-murid Kristus diberikan sebuah
perintah untuk menjadikan semua bangsa murid Kristus, membaptis mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, serta mengajarkan mereka, yaitu semua bangsa
yang dimuridkan untuk melakukan segala sesuatu yang diperintahkan atau
diajarkan oleh Yesus.
Kalau diperhatikan, ada korelasi antara amanat agung dan
tujuan penciptaan manusia dalam Kejadian 1:26-28.
Jika dalam Kejadian 1:26-28 manusia diciptakan serupa dan
segambar dengan Allah, kemudian manusia disuruh untuk beranak cucuk dan
bertambah banyak serta memenuhi bumi dengan keturunan Ilahi, maka dalam amanat
Agung, setiap kita yang telah ditebus dari dosa dan menjadi murid Kristus
diberikan perintah untuk menjadikan semua bangsa murid Kristus. Yang berarti
bahwa ketika kita mulai menjalankan
amanat agung dan memuridkan bangsa-bangsa (atau dalam lingkup kecil yaitu
orang-orang disekitar kita) maka secara tidak langsung kita telah melahirkan
keturunan-keturunan Ilahi yang akan memenuhi bumi dan menguasai bumi di dalam
kemuliaan Allah.
Jadi, tujuan Yesus menyelamatkan kita memiliki makna yang
jauh lebih dalam dan lebih besar dari pada yang pernah kita bayangkan.
Dia mengembalikan kita pada posisi semula, di mana kita
bisa memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, sehingga kita dapat
melaksanakan tujuan Tuhan yang luar biasa dahsyat yang Tuhan taruh dalam diri
kita.
Jadi, mari kita
kembali pada hal-hal yang esensi. Rubah fokus kita. Jangan lagi hanya
fokus kepada berkat, harta, jabatan atau kesembuhan. Ya, Tuhan memang dapat
memberikan itu kepada kita, bahkan tak jarang Tuhan memperlengkapi kita dengan
semua itu agar kita bisa menyatakan kehendak-Nya. Tetapi sebagai manusia yang
telah dibenarkan oleh darah Kristus kita harus sadar bahwa ada sebuah tujuan yang jauh lebih besar yang ingin Tuhan kerjakan
melalui kita, yaitu untuk menyatakan kerajaan-Nya dan memerintah
bersama-sama dengan Dia untuk mengerjakan hal-hal baik di muka bumi ini,
sehingga bumi dipenuhi oleh kemuliaan Sang Raja.
Matius 6:10 datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di
bumi seperti di sorga.
By Yahaziel Pasuhuk
Komentar
Posting Komentar